blogefariana

NRIMO : Resolusi Terbaik 2025

Posting Komentar

 

resolusi 2025
Doc pribadi

1 Januari 2025    

Awal detak waktu yang hampir sebagian besar orang akan membuat evaluasi dirinya selama satu tahun kebelakang lalu merefleksinya. setiap orang tidak ada yang memiliki detil kisah yang sama. semuanya berbeda. yang pasti sama hanyalah masalah rasa dibatas atas atau batas bawah. rasa bahagia atau sedih, rasa senang atau susah, rasa puas atau kecewa, rasa tenang atau gelisah. 

Rasa kisahku lebih banyak di batas bawah. Ini adalah akumulasi perjuangan yang bertahun belum menemukan takdirnya. Ketika menengok ke belakang, aku melihat berbagai mimpi, perjuangan, dan juga kekecewaan yang membentuk siapa ku hari ini. bertahan untuk tidak terlalu jatuh jauh kebawah adalah perjuangan yang patut diapresiasi. ya rasa waras yang masih tetap ada dalam menjalani hidup yang ditakdirkanNya. 

Ada banyak hal besar menemukan jawaban yang bertentangan. aku dulu seorang yang optimis, pantang menyerah nyaris ambisius hingga perjalanan beberapa tahun belakang ini benar-benar membantingku tentang sebuah cita-cita besar yang aku ikhtiarkan langit bumi tetapi pada akhirnya tak menemukan takdir itu menjadi jalan hidupku. 

Di bilangan usia 35 , tahun lalu, betul-betul tamparan hebat bagi ku. perasaan babak belur dan lebih tidak pantas lagi adalah perasaan marah kepada sang pencipta dimana aku percaya akan perkataanNya dan janjiNya, tapi tak sesuai seperti doanya. aku mengatakan "Hasil yang Mengkhianati Usaha"

"Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka" (Ar-Ra'd : 11).

"...Tuhanmu berkata, 'Memohonlah kepada-Ku, niscaya Kukabulkan permohonanmu"( Al-Ghafir : 60)


Tapi, satu pelajaran besar yang aku dapatkan adalah bahwa tidak semua hal berjalan seperti yang kita rencanakan, dan itu tidak apa-apa. Tahun ini, resolusi ku adalah belajar ridho dengan takdir Allah, berdamai dengan cara-Nya, dan menjalani hidup dengan ikhlas tanpa ngoyo mengejar sesuatu.

Ketika Mimpi Tak Menjadi Nyata

Hampir setiap orang punya mimpi dan cita-cita. Mereka akan mengikhtiarkan mimpi itu dengan maksimal daya mereka dan setiap langkah proses itu pasti ada batu kerikil yang menguji langkah serta keyakinan hati akan sampai atau tidak hingga ujung perjalanan. Juga kesiapan hati menerima hasil akhirnya yang di tentukan sang Pencipta, dimana point terakhir banyak orang yang luput mempersiapkannya. yaitu NRIMO jalan takdir yang Allah tetapkan.

Ada seseorang yang sudah selesai SMA dengan nilai baik tapi di uji dengan ekonomi orang tuanya. Ada yang orang tuanya mapan, tapi proses perjalanan kuliahnya tidak mulus. Ada perjalanan kuliah mulus hingga memutuskan menikah saat kuliah, tapi ternyata di uji dengan urusan rumah tangga. Ada yang hubungan rumah tangga harmonis tapi di uji dengan momongan. Ada yang punya momongan tapi di uji dengan karier. Ada yang punya karier bagus tapi di uji dengan jodoh.

Sejak SMP, aku memiliki mimpi besar menjadi seorang dosen. aku menghabiskan masa kuliah S1 dan S2 dengan tekad kuat, afirmasi diri, dan kerja keras demi cita-cita tersebut. Namun, kenyataan berbicara lain. Setelah lulus pada tahun 2015, saya mencoba melamar ke belasan kampus dan mengikuti delapan kali seleksi CPNS hingga batas usia 35 tahun, namun tak satu pun membuahkan hasil. aku merasa gagal. Semua usaha yang aku lakukan seolah-olah sia-sia.

Tahun-tahun berikutnya, aku menjadi ibu rumah tangga yang sepenuhnya mengurus keluarga. Meski bahagia bersama anak-anak dan suami, ada kekosongan yang sulit aku abaikan. Aku merasa terjebak dalam perasaan tidak cukup baik, tidak cukup produktif, dan jauh dari apa yang pernah saya cita-citakan.

Namun, melalui perjalanan ini, aku menyadari sesuatu yang penting: hidup ini bukan tentang selalu mencapai apa yang kita inginkan, tetapi tentang bagaimana kita menjalani apa yang Allah tetapkan. Sebab, Dia-lah yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita.

Resolusi Baru: Berdamai dengan Takdir


Di tahun 2025, aku memutuskan untuk berhenti memaksakan diri mengejar sesuatu yang tidak lagi menjadi milik aku. Ini bukan berarti aku menyerah atau berhenti bermimpi, tetapi aku memilih untuk berserah dan ridho dengan jalan yang telah Allah siapkan. Berikut adalah langkah-langkah yang akan aku ambil:

  1. Memperbaiki Hubungan dengan Allah

    • Menjadikan shalat, doa, dan dzikir sebagai pondasi utama dalam keseharianku.
    • Memperbanyak waktu untuk membaca Al-Qur'an dan memahami isinya.
    • Berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, percaya bahwa Dia selalu memberi yang terbaik.
  2. Menghargai Peran Saat Ini

    • Sebagai ibu dan istri, aku ingin fokus memberikan yang terbaik untuk keluargaku. aku ingin menjadi teladan kebaikan, cinta, dan kesabaran bagi anak-anak ku.
    • aku juga ingin memanfaatkan waktu untuk mendidik mereka dengan ilmu dan nilai-nilai kehidupan yang akan menjadi bekal mereka di masa depan.
  3. Menjalani Kehidupan dengan Ikhlas

    • Tidak lagi merasa rendah diri karena tidak "berhasil" mencapai sesuatu yang di inginkan. Sebaliknya, aku akan mensyukuri setiap nikmat yang telah Allah berikan.
    • Menerima bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu berasal dari pencapaian besar, tetapi dari rasa syukur dan kepuasan atas apa yang kita miliki.
  4. Melakukan Hal-Hal yang di Nikmati

    • aku ingin kembali menulis, baik di blog maupun di jurnal pribadi. Menulis adalah cara ku mengekspresikan diri dan berbagi pengalaman hidup dengan orang lain.

Pesan untuk kamu yang Membaca

Jika kamu sedang membaca tulisan ini, mungkin kamu juga pernah merasa seperti ku: kecewa dengan hidup, merasa gagal, atau kehilangan arah. Tapi percayalah, setiap dari kita punya jalan cerita yang unik, dan Allah selalu punya rencana indah di balik setiap kesulitan.

Ridho atau Nrimo bukan berarti berhenti bermimpi, tetapi menerima bahwa apa pun yang terjadi adalah bagian dari takdir terbaik yang Allah siapkan. Saat kita berhenti berfokus pada apa yang tidak kita miliki dan mulai mensyukuri apa yang ada, hidup akan terasa jauh lebih ringan dan bermakna.

Mari kita bersama-sama menjalani tahun ini dengan lebih ikhlas, lebih berserah, dan lebih percaya bahwa jalan Allah adalah yang terbaik. Semoga resolusi ini juga bisa menjadi inspirasi bagi kamu untuk menemukan kedamaian di tengah perjalanan hidup mu.

Selamat tahun baru 2025. Mari kita mulai dengan hati yang tenang dan langkah yang penuh keikhlasan.

Related Posts

Posting Komentar