Cara Komunikasi Parenting untuk Orang Tua: Panduan Praktis & Efektif

Posting Komentar

Komunikasi parenting orang tua

Kenapa Komunikasi Itu Penting Banget?

Aku sering dengar keluhan dari teman-teman sesama orang tua. “Aku udah ngomong baik-baik, tapi anak masih ngeyel.” Atau, “Aku kadang bingung, harus ngomong kayak gimana biar anak ngerti.” Nah, disini aku merasa memang komunikasi parenting itu kunci Kadang bukan anak yang nggak mau dengar, tapi kita yang mungkin belum nemu cara nyampeinnya dengan pas.

Apa Itu Komunikasi Parenting?

Kalau menurutku, komunikasi parenting itu bukan sekadar ngomong ke anak, tapi juga gimana kita bikin hubungan dua arah. Jadi anak merasa dihargai, didengar, bukan cuma disuruh-suruh. Kadang ya, anak itu cuma pengen kita dengerin aja dulu, bukan langsung digkasih solusi.

Kenapa Orang Tua Sering Gagal Berkomunikasi?

Aku jujur pernah ngalamin. Lagi capek, terus anak rewel, jadinya ngomongnya meledak. Akhirnya malah jadi drama. Banyak orang tua juga gitu, komunikasi ke anak sering kebawa emosi. Jadi bukan salah niatnya, tapi lebih ke caranya yang nggak nyambung.

Prinsip Dasar Komunikasi Parenting

Ada beberapa hal yang bisa kita pegang biar komunikasi lebih enak:
  • Dengerin dulu baru ngomong. Anak juga manusia, pengen didengar.
  • Jangan nge-judge langsung, biarin dia selesai cerita.
  • Pakai bahasa sederhana, jangan terlalu muter-muter.
  • Validasi perasaan anak, misalnya “Mama ngerti kok kamu lagi kesel.”
Kedengerannya sepele, tapi prakteknya susah. Aku aja masih sering lupa

Teknik Komunikasi Efektif dengan Anak

Nah, ini bagian yang seru. Aku suka coba beberapa cara, kayak:
  • I-message, ngomong pake “Aku merasa...” daripada “Kamu selalu...''
  • Storytelling, kadang anak lebih nyambung kalau diajak cerita atau kasih contoh lewat dongeng.
  • Bahasa tubuh positif, jangan ngomong sambil main HP. Anak langsung ngerasa diabaikan.

Komunikasi Parenting Ilmiah: Berdasarkan Riset

Kalau mau lebih dalam, sebenarnya ada banyak riset soal komunikasi dan perkembangan anak. Misalnya, penelitian psikologi bilang kalau anak yang sering diajak ngobrol dengan tenang punya tingkat empati lebih tinggi. Jadi memang komunikasi parenting ilmiah ini nggak asal-asalan, ada dasar sainsnya.

Contoh Skrip Bicara Sehari-Hari

Kadang teori doang bikin bingung. Nih aku kasih contoh skrip simpel:
  • Anak kecil ngambek karena mainannya diambil temen.
“Mama ngerti kamu sedih mainanmu dipinjem. Kamu mau cerita dulu ke mama atau mau mama bantu ngomong ke temenmu?”

  • Anak remaja malas belajar
“Ah, nanti aja deh belajarnya. Pusing.”
Jawaban yang bisa kita coba
" Mama ngerti kok kamu lagi capek. Tapi inget ya, belajar itu bukan buat Mama, tapi buat masa depan kamu. Gimana kalau kita atur bareng, belajar sebentar terus istirahat?”

Dengan cara gitu, anak belajar ngungkapin perasaan, bukan langsung ngamuk atau kesal karena diomelin.

Tantangan & Kesalahan yang Perlu Dihindari

Jujur, aku sering jatuh ke kesalahan ini: ngomong sambil ngegas. Kesalahan lain misalnya: suka bandingin anak, atau ngomong sambil sibuk sendiri. Tantangannya juga banyak, apalagi kalau anak lagi di fase suka debat. Tapi kalau kita sadar, pelan-pelan bisa diperbaiki kok.

Penutup: Komunikasi Itu Proses, Bukan Hasil Instan

Jadi intinya, komunikasi parenting itu perjalanan panjang. Nggak ada yang langsung jago. Aku sendiri masih sering salah, tapi kalau kita konsisten, anak pun bakal terbiasa. Yang penting kita mau belajar bareng anak. Karena ujungnya, komunikasi itu bukan sekadar kata-kata, tapi rasa aman yang anak dapat dari kita.


efariana
A mother of three and a Biology graduate with a Master’s degree, I’m passionate about sharing educational content on biology and parenting. such as popular biology topics, plant and animal science, learning materials, and science-based parenting. so, enjoy it...
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar